Telur
asin mengantaran Mery Yani sukses menjadi seorang pengusaha. Tak kuasa melihat
usaha telur asin sang kakak hampir tutup, Mery segera mengambil alih. Lewat
kerja keras, kini ia berhasil menjual puluhan ribu telur asin setiap hari.
Pulang
ke kampung halaman bukan berarti hilang kesempatan untuk meraih sukses. Mery
Yani telah membuktikannya. Hanya butuh waktu empat tahun, perempuan 29 tahun
ini berhasil melambungkan usaha telur asin hingga beromzet ratusan juta rupiah
per bulan.
Kecintaan pada sang ibu yang terbaring sakit mendorong Mery Yani kembali ke Karawang pada 2005 silam. Padahal di Jakarta Mery tengah membangun karir sebagai akuntan di sebuah perusahaan impor. Hingga akhirnya ibundanya berpulang pada 2007.
Kecintaan pada sang ibu yang terbaring sakit mendorong Mery Yani kembali ke Karawang pada 2005 silam. Padahal di Jakarta Mery tengah membangun karir sebagai akuntan di sebuah perusahaan impor. Hingga akhirnya ibundanya berpulang pada 2007.
Mery
pun memutuskan untuk menetap di kota kelahirannya, sambil sang ayah, membuat
pakan ternak dari dedak padi. Belum surut kesedihannya, ia harus menghadapi
kenyataan usaha telur sang kakak yang kian terpuruk.
Mery
memang sangat peduli akan usaha telur asin ini. “Telur asin merupakan penyokong
hidup saya sejak masih sekolah dulu,” kenangnya. Ia pun tak bisa tinggal diam
saat melihat usaha ini terancam tutup karena penjualan terus menyusut.
Beruntung
Mery pernah punya pengalaman menjajakan telur asin dari satu kios ke kios lain
di pasar tradisional, semasa sekolah dulu. Berbekal pengalamannya itu, ia pun
memberanikan diri mengambil alih usaha sang kakak sejak November 2008. Sebagian
uang klaim asuransi jiwa mendiang ibunya pun menjadi modal usahanya.
Anak
ketiga dari empat bersaudara ini mengawali langkahnya dengan memperkaya
pengatahuan soal telur asin, baik dari buku maupun bertanya pada beberapa
pengusaha yang lebih dulu terjun di bidang ini. Dari sana, Mery menyusun sebuah
peta perencanaan usaha lengkap dengan standar kualitas telur, cara pemasaran,
dan sistem menajerial karyawan.
Untuk
memenuhi standar kualitas telur, Mery menjalin mitra dengan peternak telur
bebek di sekitar Karawang. Ia memberi modal, baik berupa bibit bebek atau uang
untuk membeli pakan. Tentu saja, para mitra itu nanti harus menyetor telur
bebek ke usaha telur asin milik Mery.
Dalam
proses pengasinan pun, lulusan Universitas Tarumangera ini menggunakan
bahan-bahan pilihan. Abu yang digunakan adalah abu hitam yang berasal dari
sekam padi yang telah dibakar dan terjamin kebersihannya. Abu itu berasal dari
lahan pertanian di sekitar Kerawang.
Tak
hanya membenahi pasokan telur dan proses pengasinan, Mery juga mencermati pasar
telur asin yang mengenal musim sepi. Nah, di saat pasar sedang sepi, lantaran
pasokan telur asin berkurang, Mery segera memasok telur asin buatannya dalam
jumlah besar.
Lolos sertifikasi
Sebagai pemain baru, tentu situasi itu sangat menguntungkan. Bukan hanya soal
fulus, cara tersebut juga berhasil mendongkrak merek telur asinnya, Sumber Telur
Kilau. Alhasil, setelah merek telurnya dikenal, penjualan telur asinnya pun
meningkat.
Dalam
tempo setahun, Mery berhasil menggenjot penjualan hingga 1.500 butir per hari.
Tak hanya itu, ia pun berhasil mengembalikan modal usahanya.
Sayang,
saat penjualan meningkat, ia kembali berhadapan dengan masalah. Ia mendapati
beberapa mitra yang ingkar menjual telur bebek untuk pabriknya. “Saya harus
sabar mencari mitra lain,”katanya.
Untuk
menjaga agar pasokan telur bebek tetap stabil, Mery pun membangun peternakan
sendiri. Di peternakan tersebut, Mery memiliki 1500 ekor bebek yang diangon di
sekitar Karawang dan Garut.
Ia juga
terus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produknya. Pada 2010, Mery
mendaftarkan telur produksinya ke Departemen Kesehatan (sekarang Kementerian
Kesehatan) Republik Indonesia untuk memperoleh sertifikai kualitas gizi. Setiap
produksi, telur-telur hasil peternakannya dan mitranya harus melalui beberapa
tahap pengujian. Tahapan tersebut meliputi pencucian telur, pengujian dari segi
bentuk dan tingkat keretakan, penyemprotan cairan anti bakteri, serta uji
laboratorium.
Kegigihan
Mery mengemas ulang usahanya itu berubah manis. Hingga saat ini penjualan telur
asin cap Sumber Telur sudah menjangkau beberapa wilayah Indonesia, seperti
Jabodetabek, Kalimantan, Bangka Belitung, dan Lampung. Dalam kegiatan
pemasaran, Mery mendapatkan dukungan lebih dari 50 distributor sesuai standar
distributor ala Mery. “Mereka kan harus tahu kemauan konsumen, yang asin banget
atau enggak terlalu asin. Distributor harus kenal betul dulu produksinya,”
terangnya.
Berkat
berbagai standar ini telur asin Mery bisa terjual 10.000 hingga 15.000 butir
per hari. Dengan harga jual berkisar Rp1700-Rp 2500 per butir, setiap bulannya
Mery meraup omzet lebih dari Rp 300 juta.
Selain
menyelamatkan usaha yang hampir bangkrut, Mery juga berhasil membuka lapangan
kerja. Karyawannya telah berlipat, dari hanya empat orang pada awalnya, kini
telah mencapai 30 orang.
Raih penghargaan
beberapa waktu lalu, Mery mendapat sebuah penghargaan dari salah satu
bank di Indonesia. Mery Yani, adalah salah satu pemenang terbaik yang berhasil
menjadi salah satu pemenang terbaik nasional untuk kategori Alumni dan
Mahasiswa Pascasarjana. Usaha kreatif ‘Sumber Telur Kilau’ yang digagasnya,
ternyata mampu mencuri perhatian para dewan juri, hingga ia mendapatkan
penghargaan serta uang senilai Rp 50 juta sebagai dana pembinaan dari Bank
Mandiri.
“Sebenernya
competitor untuk usaha telur asin banyak. Tapi saya tidak hanya jual telur,
saya jual nilai tambahnya. Dari satu dus, yang rusak jarang banget. Kalau yang
lain rusak 20-30 persen. Ini yang membuat konsumen saya semakin banyak,” kata
dia.
Menurut
gadis asal Kawarang ini, yang paling penting adalah peningkatan kualitas telur
asin hasil produknya. Ini salah satu strategi yang membuat usahanya menjadi
semakin maju dan ide ini juga yang membuat dean juri memilihnya menjadi salah
satu pemenang utama.
“Membuat
telur asin berkualitas tentu membutuhkan proses panjang dan tidak mudah.
Seperti yang saya katakan tadi, saya menjual kualitas serta selalu melayani
konsumen dengan baik,” ujar dia. Mery kemudian menjelaskan bahwa usahanya
tersebut sebenarnya merupakan ekspansi yang dilakukan dia atas perusahaan
keluarganya yang bangkrut pada 2009.
Mendapatkan
uang senilai Rp50 juta, Mery Yani mengaku bangga. Ia berencana akan menggunakan
uang tersebut untuk mengembangkan usahanya. Mery juga berharap, agar apa yang
diraihnya, bisa menjadi inspirasi buat para pemuda lain, untuk bisa menjadi
sosok kreatif dan mencoba menciptakan peluang usaha sendiri.
“Untuk
teman-teman muda, teruslah berkarya untuk membangun bangsa dan menginspirasi
pemuda lain,” kata dia.
Pabrik telur asin terbesar
Tak mudah memang menjadi seorang pengusaha. Mery Yani pernah bekerja menjadi
karyawan kantoran pun mengakui hak itu.
Ketika
berprofesi sebagai akuntan, ia punya jam kerja sendiri. Sebaliknya, sebagai
pengusaha, jam kerjanya tak menentu. Mery harus terus berpikir, berkreasi,
serta berinovasi selama 24 jam penuh.
Namun,
kondisi ini justru melecut semangat Mery untuk berwirausaha. Ia pun terus
belajar dan memupuk kemampuannya sebagai pengusaha telur asin. “Dari nama saja
sudah kelihatan, kalau bahasa Sunda, ‘Mery artinya bebek’. Jadi memang sudah
cocok,” kelakarnya.
Mery
terus mengembangkan usahanya. Tahun ini, salah satu pemenang ajang Wirausaha
Muda Mandiri ini tengah membangun pabrik telur asin sendiri untuk meningkatkan
produksi.
Di
pabriknya yang baru, Mery ingin memisahkan proses produksi antara bagian-bagian
yang kotor dan bagian-bagian yang bersih. Selain itu, ia juga akan mengadopsi
bangunan pabrik seusia dengan standar.
“Jadi, sudut-sudutnya akan dibuat melengkung supaya lebih aman,”
jelasnya. Selain itu, ia juga menyesuaikan lampu-lampu sesuai ketentuan. Maklum,
Mery masih menyimpan angan, pabrik telur asinnya akan menjadi pabrik telur asin
terbesar di Indonesia. (Sumber
: Warta Kota)
Berikut Video Cara Membuat telur Asin :
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Agent 1 User ID untuk semua permainan
BalasHapusMari join bersama kami di BOLAVITA Gratis kawan.
Info hub
WA:0812 2222 995